Ki Dallang sudah berupaya diberbagai usaha untuk mendapat kan hasil yang
maksimal. Baik usaha bikin tahu tanpa limbah, menjadi distribusi susu
kambing, jual produk2 herbal dàn yang lainnya. Kalau dihitung tidak
terhitung dan tidak bisa menghitung kalau orang yang menghitungnya belum
lulus TK. Tapi Ki Dallang tetap penuh senyum semàngat dalam upaya dan
usaha. Ki Dallang hanya berharap pada Yang Tiàda Batas. Ki Dallang hànya
ingin membuat orang bahagia terutàma keluarga dan orang2 yang ada di
sekitarnya yang dikenal dan berinteraktif dengannya. Ki Dallang tetàp
senyum semangat dan berpikir positif....merdeka.
Ki Dallang hanya berupaya bekerja seteliti dan sebaik mungkin. Ki
Dallang selalu ingat cerita sahabat Nabi yang selalu menginspirasinya,
maka ia selalu merasa kurang sempurna dan ingin semaksimal dalam
melaksanakan setiap pekerjaanya. Sungguh menjadi renungan kisah dari
cerita sahat Nabi ini, yang menceritakan keahliannya, mengkaji ayat...
_"Amilatun Naashibah"_
Ayat ke 3 surah Al Ghosyiyah, mari kita perhatikan sisi lain dari
penjelasan ayat yang sangat menggugah itu. Alloh Ta'ala berfirman:
عاملة ناصبة
"Amilatun nashibah"
Artinya:
amal-amal yang hanya melelahkan.
Rangkaian ayat di awal surah ini bercerita tentang neraka dan para penghuninya.
Ternyata salah satu penyebab orang dimasukan ke neraka adalah amalan
yang banyak dan beragam tapi penuh cacat; baik motif dan niatnya, maupun
kaifiyat (tata cara) yang tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah.
Astaghfirulah hal'adzim…
Alkisah, Seorang shahabat Umar bin Khathab ra menangis saat mendengar ayat ini.
Suatu hari Atha As-Salami ra., seorang Tabi`in yang mulia, bermaksud
menjual kain yang telah ditenunnya kepada penjual kain di pasar. Setelah
diamati dan diteliti secara seksama oleh sang penjual kain, sang
penjual kain mengatakan, "Ya, Atha sesungguhnya kain yang kau tenun ini
cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga saya tidak dapat
membelinya."
Begitu mendengar bahwa kain yang telah ditenunnya ada cacat, Atha termenung lalu menangis.
Melihat Atha menangis, sang penjual kain berkata, "Atha sahabatku, aku
mengatakan dengan sebenarnya bahwa memang kainmu ada cacatnya sehingga
aku tidak dapat membelinya, kalaulah karena sebab itu engkau menangis,
maka biarkanlah aku tetap membeli kainmu dan membayarnya dengan harga
yang pas."
Tawaran itu dijawabnya, "Wahai sahabatku, engkau menyangka aku menangis
disebabkan karena kainku ada cacatnya? ketahuilah sesungguhnya yang
menyebabkan aku menangis bukan karena kain itu.
Aku menangis disebabkan karena aku menyangka bahwa kain yang telah
kubuat selama berbulan-bulan ini tidak ada cacatnya, tetapi di mata
engkau sebagai ahlinya, ternyata kain itu ada cacatnya.
Begitulah aku menangis kepada Allah dikarenakan aku menyangka bahwa
ibadah yang telah aku lakukan selama bertahun- tahun ini tidak ada
cacatnya, mungkin di mata Allah SWT sebagai ahli-Nya ada cacatnya,
itulah yang menyebabkan aku menangis."
Semoga kita menyadari sedini mungkin tentang amal yang kita lakukan apakah sudah sesuai ataukah tidak.
Hanya dengan ilmulah kita akan mengetahui dimana letak kekurangan amal kita.
Maka bukan hanya dengan beramal sebanyak-banyaknya tapi juga beramal
dengan sebenar-benarnya. *Karena syarat diterimanya suatu 'amal adalah
ketika amal itu ikhlas karena Alloh dan sesuai dengan tuntunan
Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam.*
Wa Allahu a'alam...merdeka!
0 komentar:
Posting Komentar