Selasa, 23 Agustus 2016

KI DALLANG DAN RUSAKNYA AMAL

BY Unknown IN No comments

Ki Dallang sudah berupaya diberbagai usaha untuk mendapat kan hasil yang maksimal. Baik usaha bikin tahu tanpa limbah, menjadi distribusi susu kambing, jual produk2 herbal dàn yang lainnya. Kalau dihitung tidak terhitung dan tidak bisa menghitung kalau orang yang menghitungnya belum lulus TK. Tapi Ki Dallang tetap penuh senyum semàngat dalam upaya dan usaha. Ki Dallang hanya berharap pada Yang Tiàda Batas. Ki Dallang hànya ingin membuat orang bahagia terutàma keluarga dan orang2 yang ada di sekitarnya yang dikenal dan berinteraktif dengannya. Ki Dallang tetàp senyum semangat dan berpikir positif....merdeka.

Ki Dallang hanya berupaya bekerja seteliti dan sebaik mungkin.  Ki Dallang selalu ingat cerita sahabat Nabi yang selalu menginspirasinya, maka ia selalu merasa kurang sempurna dan ingin semaksimal dalam melaksanakan setiap pekerjaanya. Sungguh menjadi renungan kisah dari cerita sahat Nabi ini, yang menceritakan keahliannya, mengkaji ayat...

_"Amilatun Naashibah"_

Ayat ke 3 surah Al Ghosyiyah, mari kita perhatikan sisi lain dari penjelasan ayat yang sangat menggugah itu. Alloh Ta'ala berfirman:

عاملة ناصبة
"Amilatun nashibah"

Artinya:
amal-amal yang hanya melelahkan.

Rangkaian ayat di awal surah ini bercerita tentang neraka dan para penghuninya.

Ternyata salah satu penyebab orang dimasukan ke neraka adalah amalan yang banyak dan beragam tapi penuh cacat; baik motif dan niatnya, maupun kaifiyat (tata cara) yang tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah.
Astaghfirulah hal'adzim…

Alkisah, Seorang shahabat Umar bin Khathab ra menangis saat mendengar ayat ini.

Suatu hari Atha As-Salami ra., seorang Tabi`in yang mulia, bermaksud menjual kain yang telah ditenunnya kepada penjual kain di pasar. Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh sang penjual kain, sang penjual kain mengatakan, "Ya, Atha sesungguhnya kain yang kau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga saya tidak dapat membelinya."

Begitu mendengar bahwa kain yang telah ditenunnya ada cacat, Atha termenung lalu menangis.

Melihat Atha menangis, sang penjual kain berkata, "Atha sahabatku, aku mengatakan dengan  sebenarnya bahwa memang kainmu ada cacatnya sehingga aku tidak dapat membelinya, kalaulah karena sebab itu engkau menangis, maka biarkanlah aku tetap membeli kainmu dan membayarnya dengan  harga yang pas."

Tawaran itu dijawabnya, "Wahai sahabatku, engkau menyangka aku menangis disebabkan karena kainku ada cacatnya? ketahuilah sesungguhnya yang menyebabkan aku menangis bukan karena kain itu.
Aku menangis disebabkan karena aku menyangka bahwa kain yang telah kubuat selama berbulan-bulan ini tidak ada cacatnya, tetapi di mata engkau sebagai  ahlinya, ternyata kain itu ada cacatnya.
Begitulah aku menangis kepada Allah dikarenakan aku menyangka bahwa ibadah yang telah aku lakukan selama bertahun- tahun ini tidak ada cacatnya,   mungkin di mata Allah SWT sebagai ahli-Nya ada cacatnya, itulah yang menyebabkan aku menangis."

Semoga kita menyadari sedini mungkin tentang amal yang kita lakukan apakah sudah sesuai ataukah tidak.

Hanya dengan ilmulah kita akan mengetahui dimana letak kekurangan amal kita.

Maka bukan hanya dengan  beramal sebanyak-banyaknya tapi juga beramal dengan sebenar-benarnya. *Karena syarat diterimanya suatu 'amal adalah ketika amal itu ikhlas karena Alloh dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam.*

Wa Allahu a'alam...merdeka!

0 komentar:

Posting Komentar