Semenjak kecil Ki Dallang sudah terlihat talentanya. Bànyak orang meyakini doanya mustajab. Karena bisa jadi kebawa keberkahannya dari Kakeknya yang menjadi guru silat dan guru ngaji yang disegani karena bisa mengobati. Ki Dallang mengikuti jejak Kakeknya ikut dalam perguruan pencak silat Budi Suci pada zamannya. Banyak yang datang hanya minta doa karena sakit gigi, sakit perut bahkan mencari jodoh. Padahal Ki Dallang pun tidak tau apa apa dan merasa tidak mampu apa apa tanpa pertolonganNya. Hanya niat ingin membantu dan menyenangkan tamunya memohon kepadaNya agar yang menjadi maksud dan tujuan tamu tamunya terkabulkan. Bahkan Ki Dallang hanya mengucapkan doa bul kobal kabul qobul sàking percayanya si tamu dengan dikasih air botol aqua tamunya percaya. Entah air botolnya, garam atau doanya Ki Dallang pasrahkan padaNya.
Bahwa doa bisa memberi spirit dan merubah keadaan. Ki Dallang kadang senyum-senyum sendiri bila ingat kejadian kejadian masa lalunya. Seperti cerita temen seperguruan bercerita pengalamannya. Temannya yang sudah dianggap spiritualis, Kiyai atau Ustadz yang kebetulan tugas di Papua.
Ceritanya begini
Jacob anak papua berusia 10 tahun suatu hari berlari-lari menemui Ustadz Warso temennya Ki Dallang, orang Jawa yang lama berdakwah di Papua .
Jacob meminta ustadz Warso untuk mengobati anjingnya yang sekarat. Ustadz Warso tersenyum dan mengiyakan. Mereka berdua menuju rumah Jacob.
Melihat anjing tersebut sekarat, Ustadz Warso yang asli Tegal itu menempelkan telapak tangannya ke jidat anjing dan berkata dalam bahasa Tegal :
"Su, Asu (jing, anjing), angger kowen arep mati ya mati (kalau kamu mau mati ya mati aja), angger arep urip ya waras (Kalau mau hidup, sembuhlah)".
Jacob yang tidak bisa bahasa Jawa berpikir Ustadz Warso menggunakan bahasa Arab. Diam-diam Jacob menghafalkan kata kata yang dia kira mantra/do'a itu. Setelah itu Ustadz Warso langsung pulang.
Beberapa hari kemudian, Jacob lari lari ke Pesantren Ustadz Warso bermaksud melaporkan kalau anjingnya sudah sembuh. Namun ternyata Ustadz Warso sedang sakit. Jacob terkejut, dan menuju ke kamar Ustadz Warso lalu menempelkan telapak tangannya ke jidatnya. Sambil membaca mantra:
"Su, asu, angger kowen arep mati ya mati, angger arep urip ya waras".
Ustadz Warso kaget dan tertawa langsung sembuh.
Dari kejadian dan pengalaman ini kita bisa ambil hikmah
1. Obat, makanan, minuman dan doa merupakan sarana, usaha dan upaya
2. Pasrah setelah berupaya maksimal yang menyehatkan dan menyembuhkan hanya Allah
3. Percaya pada Allah adalah bagian rukun iman.
4. Percaya sama ustadz, dukun atau apalah tidak termasuk dalam rukun iman
5. Semoga masih bisa mendapat hikmah yang lain....Amin..
Jacob anak papua berusia 10 tahun suatu hari berlari-lari menemui Ustadz Warso temennya Ki Dallang, orang Jawa yang lama berdakwah di Papua .
Jacob meminta ustadz Warso untuk mengobati anjingnya yang sekarat. Ustadz Warso tersenyum dan mengiyakan. Mereka berdua menuju rumah Jacob.
Melihat anjing tersebut sekarat, Ustadz Warso yang asli Tegal itu menempelkan telapak tangannya ke jidat anjing dan berkata dalam bahasa Tegal :
"Su, Asu (jing, anjing), angger kowen arep mati ya mati (kalau kamu mau mati ya mati aja), angger arep urip ya waras (Kalau mau hidup, sembuhlah)".
Jacob yang tidak bisa bahasa Jawa berpikir Ustadz Warso menggunakan bahasa Arab. Diam-diam Jacob menghafalkan kata kata yang dia kira mantra/do'a itu. Setelah itu Ustadz Warso langsung pulang.
Beberapa hari kemudian, Jacob lari lari ke Pesantren Ustadz Warso bermaksud melaporkan kalau anjingnya sudah sembuh. Namun ternyata Ustadz Warso sedang sakit. Jacob terkejut, dan menuju ke kamar Ustadz Warso lalu menempelkan telapak tangannya ke jidatnya. Sambil membaca mantra:
"Su, asu, angger kowen arep mati ya mati, angger arep urip ya waras".
Ustadz Warso kaget dan tertawa langsung sembuh.
Dari kejadian dan pengalaman ini kita bisa ambil hikmah
1. Obat, makanan, minuman dan doa merupakan sarana, usaha dan upaya
2. Pasrah setelah berupaya maksimal yang menyehatkan dan menyembuhkan hanya Allah
3. Percaya pada Allah adalah bagian rukun iman.
4. Percaya sama ustadz, dukun atau apalah tidak termasuk dalam rukun iman
5. Semoga masih bisa mendapat hikmah yang lain....Amin..
0 komentar:
Posting Komentar