Ki Dallang akhir-akhir ini senang bertemu dengan orang-orang kaya,
pejabat, pengusaha. Setelah lama bersahabat dengan rakyat dan umat yang
terpinggirkan. Dari petani, kuli bangunan, pemulung, tukang ojek, tukang
becak yang menurut penilaian orang-orang kurang menjadi perhatian. Tapi
Ki Dallang lebih nyaman bila bersama dan ditengah-tengah mereka. Bebas
bercanda, makan minum bersama dan kemerdekaan yang dirasakan. Walau
kadang makan bersama apa adanya bahkan harus menahan lapar karena tidak
ketemu apa yang harus dimakan, gantinya minum hingga kenyang....
Itu kebanyakan yang dialami dan dirasakan masyarakat di pedesaan, atau di ibu kota yang tidak sempat menemukan keberuntungan.
Selanjutnya Ki Dallang pengen tahu juga bagaimana kehidupan orang-orang
penting dan pengusaha, yang setiap hari disibukan dengan
urusan-urusannya. Bahkan Ki Dallang sering juga mengikuti
seminar-seminar, pelatihan entrepreneur yang sering diadakan untuk
menjadi orang sukses.
Sebenarnya sukses itu seperti apa dan siapa sih....dalam alam pikirnya.
Suatu saat Ki Dallang pun kebawa dalam lamunan atau imajinasi dalam memikirkan kesuksesan...
Suatu saat ia bermimpi ketemu seorang pengusaha yang pernah dikenalnya.
Sebenarnya sukses itu seperti apa dan siapa sih....dalam alam pikirnya.
Suatu saat Ki Dallang pun kebawa dalam lamunan atau imajinasi dalam memikirkan kesuksesan...
Suatu saat ia bermimpi ketemu seorang pengusaha yang pernah dikenalnya.
Seorang pengusaha sukses itu jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke,
sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap
dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang Malaikat menghampiri si
pengusaha yang terbaring tak berdaya. Malaikat memulai pembicaraan,
"Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka
kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan
belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!"
"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..." kata si pengusaha ini dengan yakinnya.
Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.
"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..." kata si pengusaha ini dengan yakinnya.
Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.
Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit."
Dengan lembut si Malaikat berkata, "aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu."
Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.
Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua - itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu."
Kembali terlihat di mana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, "Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar di hadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri." Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat.
Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.
Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang!
Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah di antara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"
Jawab si Malaikat, "Ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah."
Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.
Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.
Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu!! Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."
Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.
"Bukankah itu Panti Asuhan?" kata si pengusaha pelan.
"Benar kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri."
"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu."
Ki Dallang dalam mimpi merasakan antara takut sedih dan bahagia melihat pengusaha yang dikenalnya tidak jadi mati. Ki Dallang ingin mendekati pengusaha yang dikenalnya. Saat akan melangkahkan kakinya terbangunlah dan sadar kejadian itu dalam mimpi.
Hikmah cerita ini
- Cerita ini hanyalah sebuah gambaran agar kita lebih introspeksi diri.
- Kita membayangkan ketika kita mati nanti, apakah orang di sekeliling kita akan kehilangan, atau sebaliknya mereka mengabaikan atas kematian kita, atau yang paling parah malah mereka bersyukur.
- Mumpung kita masih diberi umur, kita lakukan yang terbaik untuk orang2 di sekitar kita, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.
- Janganlah kita meremehkan sedekah, sesuai cerita di atas, justru dengan sedekah bisa membantu dan menolong orang lain, dan juga bisa menyelamatkan pengusaha sesuai cerita mimpi Ki Dallang.
- Bahwa keberhasilan dan keselamatan kita tidak lepas dari orang-orang yang ikhlas mendoakan kita, yang kadang tidak kita ketahui.
- Anda bisa ambil hikmah dari sisi lain yang bisa untuk berbagi kebaikan bersama.
0 komentar:
Posting Komentar