Ki Dallang dari masa remaja semenjak lulus sekolah SLTA
suka berkelana. Hampir daerah pernah didatanginya. Awal di Jakarta
setelah dari Banten Ki Dallang berada di Pondok Gede. Disamping belajar
kehidupan juga mengajar dari rumah ke rumah. Hingga suatu saat Ki
Dallang punya peserta didik yang kritis namanya Anet. Anet baru kelas
dua Asyafiiyah. Ki Dallang dapat tugas mengajar al Quran dan sekitar
spiritual keislman. Waktu itu kira-kira tahun 1994 Anet yang baru kelas dua
itu bertanya, Kak katanya Allah itu Esa atau satu, terus Anet punya
Allah, Kakak punya Allah, mama punya Allah, papah punya Allah kalau gitu
Allah banyak dong Kak? tanyanya. Bagaimana menurutmu menjawab
pertanyaan seorang anak yang baru kelas dua yang bisa dipahaminya. Coba
jawab dalam batinmu......
Ki Dallang menjawabnya 1. Pikirkanlah ciptaanNya jangan memikirkan dzatNya dengan disertai bahasa arabnya.....tafakaruu fi kholkilah wa laa tafakaruu fi dzatillah.
2. Semua yang ada di alam semesta ini merupakan ciptaanNya. Termasuk bumi, gunung, lautan dan lain2nya. Sekarang Kakak tanya Anet, anet tahu matahari? tanya Ki Dallang. Tahu lah Kak "jawab Anet. Di Indonesia ada matahari? di jepang ada matahari? Di Inggris ada matahari? di Turki ada matahari? Anet menjawab dengan menganggukkan kepalanya dengan jawaban ada...ada...
Matahari yang Anet ketahui ada berapa? Anet menjawabnya.....satu... Cerita nyata ini juga seperti cerita Profesor dan Mahasiswanya.
Ki Dallang menjawabnya 1. Pikirkanlah ciptaanNya jangan memikirkan dzatNya dengan disertai bahasa arabnya.....tafakaruu fi kholkilah wa laa tafakaruu fi dzatillah.
2. Semua yang ada di alam semesta ini merupakan ciptaanNya. Termasuk bumi, gunung, lautan dan lain2nya. Sekarang Kakak tanya Anet, anet tahu matahari? tanya Ki Dallang. Tahu lah Kak "jawab Anet. Di Indonesia ada matahari? di jepang ada matahari? Di Inggris ada matahari? di Turki ada matahari? Anet menjawab dengan menganggukkan kepalanya dengan jawaban ada...ada...
Matahari yang Anet ketahui ada berapa? Anet menjawabnya.....satu... Cerita nyata ini juga seperti cerita Profesor dan Mahasiswanya.
*Sedikit bahan renungan tentang hukum fisika*
Seorang * Profesor yg beraliran Komunis*, berbicara di suatu kelas.
Profesor: "Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?"
Para mahasiswa: "Betul! Dia pencipta segalanya."
Profesor: "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan juga menciptakan kejahatan."
(Semua terdiam. Agak kesulitan menjawab hipotesis profesor itu).
Tiba-tiba suara seorang mahasiswa memecah kesunyian.
Mahasiswa: "Prof! Saya ingin bertanya. Apakah dingin itu ada?"
Profesor: "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja, dingin itu ada."
Mahasiswa: "Prof! Dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin sebenarnya adalah ketiadaan panas.
Suhu -273℃ adalah ketiadaan panas sama sekali. Semua partikel menjadi diam. Tidak ada gerakan pada suhu tersebut.
Kita menciptakan kata 'dingin' untuk mengungkapkan ketiadaan panas, OK.
Selanjutnya! Apakah gelap itu ada?"
Profesor: "Tentu saja ada!"
Mahasiswa: "Anda salah lagi Prof! Gelap juga tidak ada.
Gelap adalah keadaan di mana tidak ada cahaya. Cahaya dapat kita pelajari. Sedangkan gelap tidak.
Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk mengurai cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari panjang gelombang setiap warna.
Tapi! Anda tidak pernah bisa mengukur gelap. Seberapa gelap
suatu ruangan diukur melalui berapa besar intensitas cahaya di ruangan
itu.
Kata 'gelap' dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan cahaya.
Jadi! Apakah kejahatan, kemaksiatan itu ada?"
Profesor mulai bimbang tapi menjawab juga: "Tentu saja ada."
Mahasiswa: "Sekali lagi anda salah Prof! Kejahatan itu
tidak ada. Tuhan tidak menciptakan kejahatan atau kemaksiatan. Seperti
dingin dan gelap juga.
Kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan Tuhan dalam diri manusia.
Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Tuhan dalam hati manusia."
Profesor terpaku dan terdiam!
Dosa terjadi karena manusia lupa menghadirkan Tuhan dalam hatinya..
*Hadirkan Tuhan setiap saat di dalam diri kita.....Merdeka!
0 komentar:
Posting Komentar