Hari Kesembilan puasa Ki Dallang mendapat giliran isi acara
di Sekolah Al Ihsan Kebagusan. Ki Dallang sangat semangat, kenapa tahu
alasannya?
Karena ia ingat filosofi para leluhur "Tanamlah tanaman walau engkau tidak makan buah yang engkau tanam bisa jadi dibutuhkan anak cucu atau generasimu". Kita bisa minum air daugan (kelapa), menikmati kelapa bukan hasil tanaman kita, tapi hasil tanam orang tua atau kakek nenek kita. Kita hendaknya bukan hanya makan jasa tapi hendaknya pandai menanam jasa pula. Mendidik generasi dengan berbudi pekerti merupakan investasi jangka panjang. Bahkan kita meninggalkan dunia pun masih bisa menikmati hasilnya Seperti yang dipesankan Nabi "Bila anak adam mati putus amalnya kecuali 3 perkara 1. Sedekah jariah 2. Ilmu yang bermanfaat 3. Anak atau generasi yang bisa mendoakan.
Dengan dasar pesan Nabi inilah Ki Dallang sangat bersemangat untuk berbagi apa yang dimiliki. Menanamkan keyakinan bahwa setiap Allah menciptakan apapun yang ada dimuka bumi pasti ada hikmah dan manfaatnya. Hanya kadang manusianya tidak bisa menempatkan pada tempatnya yang tepat sesuai potensi dan fungsinya. Ki Dallang ingat kisah yang bisa menambah keyakinan dan memotivasi diri.
Karena ia ingat filosofi para leluhur "Tanamlah tanaman walau engkau tidak makan buah yang engkau tanam bisa jadi dibutuhkan anak cucu atau generasimu". Kita bisa minum air daugan (kelapa), menikmati kelapa bukan hasil tanaman kita, tapi hasil tanam orang tua atau kakek nenek kita. Kita hendaknya bukan hanya makan jasa tapi hendaknya pandai menanam jasa pula. Mendidik generasi dengan berbudi pekerti merupakan investasi jangka panjang. Bahkan kita meninggalkan dunia pun masih bisa menikmati hasilnya Seperti yang dipesankan Nabi "Bila anak adam mati putus amalnya kecuali 3 perkara 1. Sedekah jariah 2. Ilmu yang bermanfaat 3. Anak atau generasi yang bisa mendoakan.
Dengan dasar pesan Nabi inilah Ki Dallang sangat bersemangat untuk berbagi apa yang dimiliki. Menanamkan keyakinan bahwa setiap Allah menciptakan apapun yang ada dimuka bumi pasti ada hikmah dan manfaatnya. Hanya kadang manusianya tidak bisa menempatkan pada tempatnya yang tepat sesuai potensi dan fungsinya. Ki Dallang ingat kisah yang bisa menambah keyakinan dan memotivasi diri.
Ada seorang pria, tidak lolos ujian masuk universitas, orang tuanya pun menikahkan ia dengan seorang wanita.
Setelah menikah, ia mengajar di sekolah dasar. Karena tidak punya pengalaman, maka belum satu minggu mengajar sudah dikeluarkan.
Setelah pulang ke rumah, sang istri menghapuskan air mata
nya, menghiburnya dengan berkata: "Banyak ilmu di dalam otak, ada orang
yang bisa menuangkannya, ada orang yang tidak bisa menuangkannya. Tidak
perlu bersedih karena hal ini. mungkin ada pekerjaan yang lebih cocok
untukmu sedang menantimu."
Kemudian, ia pergi bekerja keluar, juga dipecat oleh bosnya, karena gerakannya yang lambat.
Saat itu sang istri berkata padanya, kegesitan tangan-kaki
setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya,
dan kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat?
Kemudian ia bekerja lagi di banyak pekerjaan lain, namun tidak ada satu pun, semuanya gagal di tengah jalan.
Namun, setiap kali ia pulang dengan patah semangat, sang istri selalu menghiburnya, tidak pernah mengeluh.
Ketika sudah berumur 30 tahun-an, ia mulai dapat berkat
sedikit melalui bakat berbahasanya, menjadi pembimbing di sekolah luar
biasa tuna rungu wicara.
Kemudian, ia membuka sekolah siswa cacat, dan akhirnya ia
bisa membuka banyak cabang toko yang menjual alat-alat bantu orang cacat
di berbagai kota.
Ia sudah menjadi bos yang memiliki harta kekayaan berlimpah.
Suatu hari, ia yang sekarang sudah sukses besar, bertanya
kepada sang istri, bahwa ketika dirinya sendiri saja sudah merasakan
masa depan yang suram, mengapa engkau tetap begitu percaya kepada ku?
Ternyata jawaban sang istri sangat polos dan sederhana.
Sang istri menjawab: sebidang tanah, tidak cocok untuk
menanam gandum, bisa dicoba menanam kacang, jika kacang pun tidak bisa
tumbuh dengan baik, bisa ditanam buah-buahan; jika buah-buahan pun tidak
bisa tumbuh, semaikan bibit gandum hitam pasti bisa berbunga. karena
sebidang tanah, pasti ada bibit yang cocok untuknya, dan pasti bisa
menghasilkan panen dari nya.
Mendengar penjelasan sang istri, ia pun terharu
mengeluarkan air mata. Keyakinan kuat, ketabahan serta kasih sayang sang
istri, bagaikan sebutir bibit yang unggul;
Semua prestasi pada dirinya, semua adalah keajaiban berkat
bibit unggul yang kukuh sehingga tumbuh dan berkembang menjadi
kenyataan.
Di dunia ini tidak ada seorang pun adalah sampah. hanya saja tidak ditempatkan di posisi yang tepat.
Hikmah cerita ini adalah menanamkan keyakinan bahwa setiap
orang diberi kelebihan dan kekurangan untuk saling melengkapi dan
saling memberi karena saling membutuhkan.
Delapan kalimat di bawah ini, semuanya adalah intisari kehidupan:
1. Orang yang tidak tahu menghargai sesuatu, biarpun diberi gunung emas pun tidak akan bisa merasakan kebahagiaan.
2. Orang yang tidak bisa toleransi, seberapa banyak teman pun, akhirnya semua akan meninggalkannya.
3. Orang yang tidak tahu bersyukur, seberapa pintar pun, tidak akan sukses.
4. Orang yang tidak bisa bertindak nyata, seberapa cerdas pun tidak akan tercapai cita-cita nya.
5. Orang yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, seberapa giat bekerja pun tidak akan mendapatkan hasil yang optimal.
6. Orang yang tidak bisa menabung, terus mendapatkan rejeki pun tidak akan bisa menjadi kaya.
7. Orang yang tidak bisa merasa puas, seberapa kaya pun tidak akan bisa bahagia.
8. Orang yang tidak bisa menjaga kesehatan, terus melakukan pengobatan pun tidak akan berusia panjang.
Semoga Ramadan ini membawa berkah yang berlimpah.....merdeka!
0 komentar:
Posting Komentar