Dalam perjalanan hidup mengikuti
lakon yang telah digariskanNya, Ki Dallang semakin hari tambah semangat
dalam ikut peran serta sebagai ABBAH (Aksi Bebas Buta Aksara Hijaiyah)
dengan pendekatan bercerita dan bernyanyi. Melalui bercerita mengasah
otak pikiran dengan bernyanyi mengasah rasa dan hati sehingga peserta
merasa kenyamanan dalam mengikuti pelatihan. Karena penyajian materi
yang membuat senang mudah sederhana itulah "Metode Dallang".
Ki Dallang
dalam menemukan metode pengajaran ini karena rasa risau ingin membongkar
dan membuka belenggu diri. Baik dari latar belakang, sudut pandang,
kepentingan, literatur, jabatan, kekayaan, kekuasaan dan aksesoris dunia
lainnya yang sifatnya terbatas. Sehingga bisa keluar dari belenggu diri
dan akhirnya merdeka. Benar saja terjadi bahwa generasi negeri ini masih
terbelenggu dan tertutup oleh kebodohan diri. Saat Ki Dallang
melemparkan buku dan menanyakan siapa yang salah... apakah Ki Dallang yang
disalahkan, atau bukunya yang disalahkan.....
Sebagaimana keadaan yang
sering kita saksikan baik melihat, mendengar dan memperhatikan
lingkungan disetiap kita berada sering kali orang suka menyalahkan orang
lain, teman, lingkungan, pimpinan, pemerintah, bahkan Tuhan pun
disalahkan. Tapi kita tidak mau berbuat mengambil apa yang salah untuk
kita perbaiki agar lebih baik sehingga tidak ada lagi yàng disalahkan
atau saling menyalahkan.
Ki Dallang melanjutkan mengajar membuat garis
sepanjang 10 sentimeter di atas papan tulis, lalu berkata: "Anak2, coba
perkecil garis ini."
Anak pertama maju kedepan, ia menghapus 2 senti dari garis itu, sekarang menjadi 8 senti. Ki Dallang mempersilahkan anak kedua. Iapun melakukan hal yang sama, sekarang garisnya tinggal 6 senti. Anak ketiga dan keempat pun maju kedepan, sekarang garis itu tinggal 2 senti.
Terakhir, si Bejo maju kedepan, ia membuat garis yang lebih panjang, sejajar dengan garis yang pertama, yang tinggal 2 sentimeter.
Ki Dallang menepuk bahunya, "Kau memang bejo. Untuk membuat garis itu menjadi kecil, tidak perlu menghapusnya - cukup membuat garis yang lebih besar, garis pertama akan menjadi kecil dengan sendirinya."
Hikmah cerita
Anak pertama maju kedepan, ia menghapus 2 senti dari garis itu, sekarang menjadi 8 senti. Ki Dallang mempersilahkan anak kedua. Iapun melakukan hal yang sama, sekarang garisnya tinggal 6 senti. Anak ketiga dan keempat pun maju kedepan, sekarang garis itu tinggal 2 senti.
Terakhir, si Bejo maju kedepan, ia membuat garis yang lebih panjang, sejajar dengan garis yang pertama, yang tinggal 2 sentimeter.
Ki Dallang menepuk bahunya, "Kau memang bejo. Untuk membuat garis itu menjadi kecil, tidak perlu menghapusnya - cukup membuat garis yang lebih besar, garis pertama akan menjadi kecil dengan sendirinya."
Hikmah cerita
1. Tak perlu menjelekkan orang
lain, karena secara tidak langsung, membicarakan
kejelekan orang lain
adalah sebuah cara tak jujur untuk memuji diri sendiri. Cukup
lakukan
kebaikan terbaik yang dapat kita lakukan, waktu akan membuktikan
kebaikan
tersebut. Ingat pula, dengan menebarkan wewangian ke sebuah
ruangan, kita pun akan
mendapat wanginya, juga sebaliknya jika kita
menebarkan bau busuk.
2. Melakukan tindakan setiap situasi melihat kesempatan dan peluang positif.
2. Melakukan tindakan setiap situasi melihat kesempatan dan peluang positif.
DITULIS OLEH KI DALLANG (PENGURUS PADEPOKAN JATIWASESO)
0 komentar:
Posting Komentar