Selasa, 22 Maret 2016

KI DALLANG DAN BUDAYA ANTRI

BY Unknown IN No comments

Saat membuat paspor Ki Dallang pagi pagi setelah solat subuh sudah jalan menuju ke Kantor Imigrasi. Saat sampai di Kantor Imigrasi sudah terjadi antrian panjang. Ki Dallang ikut mengantri dan disusul peserta lain yang baru berdatangan. Antrian dibatasi pada hitungan tertentu. Hal ini sudah dibiasakan dimana-mana. Saat di Bank, loket pembayaran, parkiran dan lain-lain. Ki Dallang ingat masa sekolah dasar yang telah diajarkan ketertiban melalui baris berbaris sebelum masuk kelas. Pak Guru atau Bu Guru kelas mengawasi murid murid yang berbaris. Apakah kebiasaan di sekolah dasar ini masih seperti masa Ki Dallang kecil di desa terpencil ?.  Apakah Pak Guru atau Bu Guru ikut mengawasi baris berbaris siswanya? Ki Dallang juga pernah mendapatkan cerita teman temannya yang pernah dinas di luar negeri.

Menurut cerita temannya Ki Dallang Guru di negara maju lebih khawatir jika muridnya tidak bisa mengantri ketimbang tidak bisa matematika.
 
Seorang guru di Australia pernah berkata :
“Kami tidak terlalu khawatir anak-anak Sekolah Dasar kami tidak pandai Matematika”. Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”

Saya tanya "kenapa begitu?”
Jawabnya :
Karena kita hanya perlu melatih anak 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran di balik proses mengantri.
Karena tidak semua anak kelak menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak jadi penari, atlet, musisi, pelukis, dan sebagainya.
Karena semua murid sekolah pasti lebih membutuhkan pelajaran Etika Moral dan Ilmu Berbagi dengan orang lain saat dewasa kelak.

”Apakah pelajaran penting di balik budaya MENGANTRI ?”

”O banyak sekali.." 
Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
Anak belajar bersabar menunggu gilirannya jika ia mendapat antrian di tengah atau di belakang.
Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal.
Anak belajar disiplin, setara, tidak menyerobot hak orang lain.
Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri).
Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan berkomunikasi dengan orang lain di antrian.
Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.
Anak belajar disiplin, teratur, dan menghargai orang lain.
Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
Dan masih banyak pelajaran lainnya, silakan anda temukan sendiri.

FAKTANYA di lingkungan kita yg sering terjadi.
Banyak orang tua justru mengajari anaknya dàlam masalah mengantri dan menunggu giliran, sebagai berikut :
Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!”.
Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.
Ada orang tua yang memakai taktik/alasan agar dia/anaknya diberi jatah antrian terdepan, dengan alasan anaknya masih kecil, capek, rumahnya jauh, orang tak mampu, dan sebagainya.
Ada orang tua yang marah marah karena dia atau anaknya ditegur gara gara menyerobot antrian orang lain, lalu ngajak berkelahi si penegur.
Dan berbagai kasus lain yang mungkin pernah anda alami.

Yuk kita ajari anak anak kita, kerabat dan saudara untuk belajar etika sosial, khususnya ANTRI....

Ingat, budaya SUAP dan KORUPSI juga dimulai dari ogah mengantri.

Hidup tertib diperlukan di setiap saat dan dimanapun kita berada. Tertib artinya nurut sebagaimana yang bisa kita dapatkan pelajaran hikmah dalam mengantri. Semoga kita bisa membiasakan dan mencontohkan hidup tertib dalam keteraturan, yang dicontohkan ketertiban dan keteraturan alam semesta. Berputar dan beredar secara teratur sesuai rotasi yang telah menjadi ketetapanNya.

0 komentar:

Posting Komentar